1. Menulis Cerpen berdasarkan
pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah pengalaman yang
pernah dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman pribadi
dapat kita jadikan bahan untuk menulis cerpen. Cerpen merupakan genre
sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel.
Tonggak penting sejarah penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan
Suman Hasibuan pada awal 1910-an.
Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya
mengisahkan satu peristi
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen adalah
unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri.
Unsur intrinsik meliputi:
1. Tokoh dan karakter tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada
orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan atau karakter menunjukkan
pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi
seseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan
penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada
pembaca. Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh
protagonis yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal
bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan
dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan
terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.
Tokoh: pameran atau orang yang memerankan tokoh.
Ada 3 tokoh yaitu:
1. Tokoh
protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan
tokoh yang biasanya berperilaku baik.
2. Tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama).
Tokoh antagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku jahat.
3. Tokoh tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama).
Tokoh tritagonis merupakan
tokoh yang biasanya membantu tokoh
protagonis dan biasanya berperilaku baik.
Penokohan / perwatakan : penentuan sifat
tokoh dalam cerita.
Ada 2 teknik untuk memperlihatkan
penokohan / perwatakan yaitu :
1. Melalui teknik analitik (menyebutkan secara langsung)
2. Melalui teknik dramatik (secara tidak langsung)
2. Latar (setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk
pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita
secara konkret(nyata) dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan
realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh
ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, latar
waktu, dan latar suasana.
Latar : menggambarkan tempat, waktu, suasana peristiwa dalam cerita.
3. Alur (plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang
berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang
terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur
dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasanya disebut
juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam
menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut
.
a) Pengarang menyusun
peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian.
Urutan peristiwa tersebut meliputi:
- Mulai melukiskan keadaan
(situation);
- Peristiwa-peristiwa mulai
bergerak (generating circumtanses);
- Keadaan mulai memuncak (rising
action);
- Mencapai titik puncak
(klimaks);
- Pemecahan masalah/penyelesaian
(denouoment);
b)
Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulai
dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menegok
kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian
disebut alur mundur.
Alur : jalur cerita atau rangkaian
jalannya cerita. Pententangan atau konflik.
Alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan
alur campuran.
Ada lima tahapan dalam alur :
- Perkenalan,
- Penanjakan,
- Klimaks
- Puncak klimaks, dan
- Anti klimaks atau penyelesaian.
4. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah visi
pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui
sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan kepada siapakah yang
menceritakan kisah tersebut?
Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang
pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau
(orang ketiga), dan sudut pandang campuran.
Sudut pandang ada 2 yaitu
sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga.
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas
penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup
dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan kata),
penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapkan
seorang pengarang terhadap karyanya.
6. Tema
Tema
adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema
dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan
ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut
secara keseluruhan.
7. Amanat
Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang
ada dalam cerita.
Amanat : pesan untuk para
pembaca
b. Unsur
Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
memengaruhi bangun cerita sebuah karya. Unsur
ekstrinsik karya sastra, antara lain:
- Keadaan subjektivitas pengarang
yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
- Psikologis pengarang (yang
mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan panorama
prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.
- Keadaan di lingkungan
pengarang, seperti ekonomi, politik dan sastra sosial.
- Pandangan hidup suatu bangsa
dan berbagai karya seni yang lainnya.
Setelah
seluk beluk cerpen kita pelajari, selanjutnya kita dapat menentukan tema
cerita. Tema cerita tersebut dapat diperoleh dari hasil pengoleksian dan
pengumpulan data tentang berbagai pengalaman yang pernah kita alami. Dari tema
tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran
tersebut kita susun menjadi sebuah kerangka karangan. Kerangka karangan
tersebut selanjutnya kita kembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh
menggunakan bahasa yang baik dan benar
Unsur ekstrinsik : unsur yang membangun karya sastra dari luar.
a. Latar belakang penciptaan: berkaitan dengan tujuan dari karya sastra.
b. Sejarah latar belakang pengarang : berkaitan dengan kondisinya seperti sosial, masyarakat dari karya sastra sosial.
c. Kondisi masyarakat: berkaitan dengan kondisi sekarang dari karya sastra seperti tentang pemanasan global atau kondisi masyarakat.
d. unsur psikologis (PSI): berdasarkan psikologis pengarang.
Bahasa konotatif adalah bahasa yang memiliki makna lain (ambiguita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar