Cari Blog Ini

Jumat, 30 November 2012

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

1. Menulis Cerpen berdasarkan pengalaman Pribadi

 Pengalaman pribadi adalah pengalaman yang pernah dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman pribadi dapat kita jadikan bahan untuk menulis cerpen. Cerpen merupakan genre sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting sejarah penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an.

 Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya mengisahkan satu peristi
         a. Unsur Intrinsik
                Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri.
 Unsur intrinsik meliputi:


1. Tokoh dan karakter tokoh
           Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan atau karakter menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh  yang menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.

Tokoh: pameran atau orang yang memerankan tokoh.
Ada 3 tokoh yaitu:

     1. Tokoh protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku baik.
     2. Tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama). Tokoh antagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku jahat.
     3. Tokoh tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama). Tokoh tritagonis merupakan
tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis dan biasanya berperilaku baik.

 Penokohan / perwatakan : penentuan sifat  tokoh dalam cerita.
Ada 2 teknik untuk memperlihatkan penokohan / perwatakan yaitu :
  1. Melalui teknik analitik (menyebutkan secara langsung)
  2. Melalui teknik dramatik (secara tidak langsung)

2.  Latar (setting) 
         Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret(nyata) dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
  Latar : menggambarkan tempat, waktu, suasana peristiwa dalam cerita.

3.  Alur (plot)
         Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasanya disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut
.
 a) Pengarang  menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Urutan peristiwa tersebut meliputi:
  • Mulai melukiskan keadaan (situation);
  • Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
  • Keadaan mulai memuncak (rising action);
  • Mencapai titik puncak (klimaks);
  • Pemecahan masalah/penyelesaian (denouoment);

b) Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulai dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menegok kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur mundur.
Alur : jalur cerita atau rangkaian jalannya cerita. Pententangan atau konflik.
 Alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
 Ada lima tahapan dalam alur :
  • Perkenalan,
  • Penanjakan,
  • Klimaks
  • Puncak klimaks, dan
  • Anti klimaks atau penyelesaian.


4. Sudut pandang (point of view)
               Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan kepada siapakah yang menceritakan kisah tersebut?
  Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang  “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.
  Sudut pandang ada 2 yaitu sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga.

5. Gaya bahasa
            Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan kata), penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapkan seorang pengarang terhadap karyanya.

6. Tema 
            Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan.

7. Amanat 
              
Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
  Amanat : pesan untuk para pembaca

  
       b. Unsur Ekstrinsik

                   Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun cerita sebuah karya. Unsur ekstrinsik karya sastra, antara lain:
  • Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
  • Psikologis pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan panorama prinsip-prinsip psikologi  dalam sastra.
  • Keadaan di lingkungan pengarang, seperti ekonomi, politik dan sastra sosial.
  • Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Setelah seluk beluk cerpen kita pelajari, selanjutnya kita dapat menentukan tema cerita. Tema cerita tersebut dapat diperoleh dari hasil pengoleksian dan pengumpulan data tentang berbagai pengalaman yang pernah kita alami. Dari tema tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran tersebut kita susun menjadi sebuah kerangka karangan. Kerangka karangan tersebut selanjutnya kita kembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh menggunakan bahasa yang baik dan benar


         Unsur ekstrinsik : unsur yang membangun karya sastra dari luar.

a.  Latar belakang penciptaan: berkaitan dengan tujuan dari karya sastra.

b.  Sejarah latar belakang pengarang : berkaitan dengan kondisinya seperti sosial,  masyarakat dari  karya sastra sosial.

c. Kondisi masyarakat: berkaitan dengan kondisi sekarang dari karya sastra seperti tentang pemanasan global atau kondisi masyarakat.

d. unsur psikologis (PSI): berdasarkan psikologis pengarang.

Bahasa konotatif adalah bahasa yang memiliki makna lain (ambiguita).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

slide faris